Kamis, 14 Oktober 2010

Bayi Berekor - [ NYATA]

PUTRICANDRAMIDI - Bayi Berekor Lahir di Mandor Diduga Dampak Buruk Merkuri

Bayi berekor pasangan Asui, 17, dan suaminya, Dami, 25, warga Desa Bebatung, Kecamatan Mandor Kabupaten Landak, Selasa (12/10). (FOTO : Kundori Jayus/Equator)

Ngabang. Tak ada mimpi buruk Asui, 17, maupun suaminya, Dami, 25, hingga saat sang istri melahirkan bayi cacat di gubuknya, Desa Bebatung, Kecamatan Mandor Kabupaten Landak, Selasa (12/10). Putra pertama mereka lahir mengenaskan.

Bayi seberat 3 kg itu otaknya berada di luar tempurung kepala. Tubuhnya tanpa lengan kanan sedangkan telapak kaki kiri bulat dan jari kaki kanan hanya dua. Wajahnya tak kurang menyedihkan, dengan hidung melebar terdongak ke atas sehingga terlihat menjepit sepasang matanya.

Keanehan lainnya, tumbuh daging berbentuk ekor sepanjang sekitar 5 cm. Tapi tidak tumbuh pada tulang tongkeng melainkan pada pantat sebelah kanan.

Bidan Ida yang menolong persalinan di rumah gubuk berukuran 4 x 4 meter beratap daun, itu segera merujuknya ke Puskesmas Mandor selang satu jam kemudian. Ida yang selalu memeriksa Asui juga tidak melihat kelainan selama kehamilan.

“Tak tahan rasanya melihat anak kami lahir dalam kondisi cacat. Padahal istri saya waktu hamil selalu diperiksa bidan. Kami juga tidak pernah berbuat yang aneh di waktu istri hamil, dan tidak ada tanda-tanda lain,” kata Dami ditemui Equator di di Puskesmas Mandor, kemarin.

Dami, penyadap karet dan penggarap sawah itu tergolong keluarga tidak mampu. Setelah menikah, bersama istrinya hidup di rumah berdinding anyaman bambu.

Mendambakan punya anak yang sehat, ternyata Tuhan berkehendak lain. “Jika hidup, bagaimana jika besar nanti kalau kondisinya seperti itu,” ucap Dami lirih.

Bidan Ida menurutkan, selama hamil Asui dalam keadaan normal, sembilan bulan cukup dan waktu lahir juga normal tidak ada kendala. “Hanya bayinya lahir dalam kondisi cacat. Karena kondisinya cacat, kita langsung lapor kepada pimpinan Puskesmas Mandor,” ujarnya.

Prihatin

Kelahiran bayi aneh tersebut membuat warga Desa Bebatung heboh sekaligus prihatin. Berbondong-bondong mereka datang ke rumah orangtua bayi. Warga spontan menggalang dana dengan menyediakan kotak sumbangan, setelah itu sekitar pukul 09.00, bayi dibawa ke Puskesmas Mandor.

Ratusan warga yang penasaran ingin melihat berdatangan ke Puskesmas Mandor membuat petugas kesehatan kelabakan. “Beginilah keadaan di sini, kalau ada kejadian, warga penuh untuk melihat saja,” kata Rabidin petugas Puskesmas Mandor.

Wakil Bupati Landak, Agustinus Sukiman yang sedang berkunjung ke kantor Camat Mandor, mendengar informasi langsung pergi ke Puskesmas. “Kita ketemu dokter, memang belum tahu apa penyebab kecacatan bayi. Apakah dampak dari merkuri atau akibat lain. Yang jelas, kita tidak tahu,” ujar Sukiman ketika menghubungi Equator.

Dugaan pengaruh merkuri itu dikaitkan dengan lokasi pemukiman warga yang memang di sekitar lokasi Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Pengaruh merkuri yang masuk dalam tubuh antara lain kerusakan saraf, termasuk menjadi pemarah, paralisys, kebutaan atau ganguan jiwa, kerusakan kromosom dan cacat bayi dalam kandungan.

Keracunan merkuri pertama sekali yang dahsyat terjadi di Minamata, Jepang pada 1953. Kontaminasi serius juga pernah diukur di Sungai Surabaya, Indonesia pada 1996.

Dokter Gracia Dewi Indrawati, dokter Puskesmas Mandor menerangkan, bayi cacat bisa jadi karena asuhan ibunya di waktu hamil, cara makan ibunya, obat atau ibunya pernah terkena infeksi. Sebab infeksi juga bisa menyebabkan anak cacat seperti itu. Demikian pula pengaruh obat yang seharusnya tidak boleh dikonsumsi ibu hamil.

Apalagi, kata dia, ada zat-zat yang mencemari lingkungan kita. ”Banyak faktor yang menyebabkan bayi cacat mungkin dari konsumsi air minum yang sudah tercemar merkuri atau zat lainnya,” jelasnya.

Menurut Gracia, pembentukan organ bayi pada ibu hamil terjadi pada tiga bulan pertama kandungan. Itu terjadi pembentukan otak, tulang tengkorak, dan semua organ dalam tubuh. “Bisa jadi pengaruh konsumsi ibunya di waktu 3 bulan pertama kehamilan,” ungkap Gracia. (rie)


SOURCE::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::http://www.equator-news.com/

JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR ANDA.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Fashion & Shopping (Luxury) - TOP.ORG