Jumat, 29 Oktober 2010

Kapolresta Termuda Sedunia

PUTRICANDRAMIDI - BUKAN tanpa alasan kalau Marisol Valles García dijuluki perempuan paling berani sedunia. Perempuan 20 tahun ini diangkat sebagai kepala polisi daerah – Kapolresta – dan sebuah kota, di Meksiko Utara, yang 10 orang pendahulunya pada jabatan itu sudah dibunuh. Kota paling sangar di seantero jagat.

Kepala polisi daerah muda – di wilayah yang berbatasan dengan Amerika Serikat ini – adalah ibu seorang bayi dan Desember mendatang ia akan menyelesaikan studi kriminologi. Bagi 4.300 penduduk Práxedis Guerrero, sebuah kota di provinsi Chihuahua, Meksiko, dia merupakan pemudi teladan.

Situasi kerja satuan polisi Práxedis tidak bisa dibilang ideal. Separuh dari 13 petugas polisi yang bertugas di sana adalah perempuan dan ibu.

Mereka punya satu mobil patroli, tiga pucuk senjata, sedangkan gaji mereka sekitar 4.000 pesos per tahun, sekitar Rp2 dua juta rupiah lebih. Jelas tidak banyak. Kapolda Marisol Valles García akan digaji 8000 pesos per bulan atau tidak sampai Rp4 juta rupiah.

Kepada pers, Gubernur Chihuahua, César Duarte menyatakan prihatin karena kapolda ini kurang berpengalaman. Dan ini bisa merupakan kelemahannya. Kondisi kerjanya juga bisa membuat Marisol rentan.

Kapolda muda lulusan fakultas Kriminologi ini memang kurus dan berketinggian satu setengah meter. Menurutnya, tantangan terbesarnya bukanlah kejahatan terorganisir, melainkan kecilnya anggaran bagi keamanan pada APBD kota Tijuana.

“Kami tidak punya fasilitas dasar untuk bisa menjalankan pekerjaan sebaik mungkin, seperti senjata atau sepeda. Para petugas kemanan harus jalan kaki ke mana-mana”.

Práxedis Guerrero hanya berjarak beberapa kilometer dari perbatasan Amerika. Inilah titik terpenting bagi rute penyelundupan senjata dan narkoba, karena itu bermakna strategis bagi kejahatan terorganisir.

Kota kecil ini juga terkenal karena banyak kekerasan. Tiga tahun terakhir, 10 kapoldanya tewas. Hampir separuh dipenggal. 17 Oktober silam kapolda El Porvenir, tidak jauh dari situ, bersama anaknya ditembak mati.

Setelah pembunuhan pendahulu Marisol Valles itu, walikota Práxedis kabur. Ia diancam oleh para pedagang narkoba.

Marisol Valles ingin menekankan pencegahan kejahatan. “Saya tidak mengarahkan perhatian pada para penjahat, tetapi pada orang-orang yang baik, anak-anak dan orang tua mereka. Harus bisa dicegah supaya mereka tidak memilih garis kejahatan, obat bius dan memperoleh uang banyak secepat mungkin.”

Di tempat asalnya, gadis-gadis cantik dijaring untuk menjadi anggota mafia obat bius Juárez. Rogelio Amaya, yang diduga berdagang narkoba, Agustus silam ditanggap, dan diinterogasi di Kementerian Keamanan Umum.

Ia menyatakan kartel obat bius Juárez dan La Línea sudah berbulan-bulan mengerahkan gadis belia, karena mereka tidak mencurigakan. La Líneia adalah pembunuh bayaran bersenjata berat yang bekerja untuk kartel obat bius ini.

Adalah mudah bagi gadis-gadis belia itu untuk mendekati korban mereka. Pembunuh bayaran cantik rupawan sudah “memberesi” banyak tugas. Demikian Rogelio Amaya. Mereka bekerja cekatan seperti kaum pria: mengemudikan mobil dan menggunakan senjata besar atau kecil.

Sebanyak 13 pecandu narkoba dibunuh di kota Tijuana, Meksiko barat, dan 14 remaja dibunuh dalam sebuah pesta di Ciudad Juárez, tidak jauh dari Tijuana. Itu semua terjadi akhir pekan silam di Meksiko.

Para pembunuh bayaran dan kapola baru Tijuana berasal dari generasi yang sama. Tetapi keduanya saling berhadapan sejauh itu menyangkut kejahatan terorganisir. RNW/dms


JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR ANDA.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Fashion & Shopping (Luxury) - TOP.ORG