Jumat, 15 Oktober 2010

Wow 1.142.751 Sarjana Siap-Siap Jadi Pengangguran

PUTRICANDRAMIDI - SALATIGA, TRIBUN - Sarjana pencari kerja dan bukan menciptakan lapangan kerja telah mengakibatkan peningkatan pengangguran intelektual di Indonesia, demikian dikatakan Koordinator Peneliti Badan Penelitian, Pengembangan, dan Informasi Kemenakertrans, Profesor Zantermans Rajagukguk.

"Meningkatnya jumlah pengangguran intelektual di Indonesia diakibatkan oleh sarjana yang orientasinya mencari kerja, tapi bukan menciptakan pekerjaan," katanya, di sela seminar Tenaga Intelektual dalam Perspektif Pengusaha"di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Jawa Tengah, Kamis (23/9/2010).Jumlah pengangguran intelektual lulusan perguruan tinggi di Indonesia pada 2010 mencapai 1.142.751 orang atau naik 15,71 persen dibandingkan dengan pada 2009. Ia mengatakan, jumlah pengangguran intelektual itu terdiri atas lulusan diploma sebanyak 441.100 orang dan sarjana 701.651 orang.

Ia mengemukakan, penyebab banyaknya pengangguran intelektual itu antara lain terbatasnya atau semakin menurun daya serap sektor formal terhadap tenaga kerja dan ketidaksesuaian antara pendidikan dengan kebutuhan pasar.

"Adanya ketidaksesuaian pendidikan dengan lapangan usaha, mengakibatkan para sarjana menganggur, sehingga banyak sarjana yang bekerja apa adanya, meski gajinya tidak mencukupi kebutuhan," katanya.

Selain itu, kata dia, belum bersinergi kalangan dunia usaha, lembaga pendidikan tinggi, dan pemerintah juga membuat jarak yang semakin lebar antara tenaga kerja yang melimpah dengan peluang usaha yang semakin terbatas.

"Tidak bisa dimungkiri kalau para sarjana masih kurang berminat dalam berwirausaha, mereka masih berorientasi sebagai pekerja upahan," katanya.

Ia mengemukakan, upaya mengurangi jumlah pengangguran antara lain melalui pelaksanaan sistem pendidikan berbasis keterampilan dan kerja sama antara lembaga pendidikan tinggi dengan dunia usaha.

Kerja sama lembaga pendidikan tinggi dengan dunia usaha, katanya, harus bersifat mutualistik.

"Melalui kerjasama ini lembaga pendidikan tinggi dapat mempelajari dan menyerap perkembangan teknologi dan perkembangan atau perubahan tren produksi, sehingga lulusan yang dihasilkan akan selalu sesuai dengan kebutuhan pasar," katanya.

Pihaknya juga merekomendasikan pembenahan sistem pelatihan kerja yang dilakukan berbagai departemen dan perguruan tinggi supaya selaras antara pendidikan dengan dunia kerja.



SOURCE::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::kompas.com


JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR ANDA.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Fashion & Shopping (Luxury) - TOP.ORG